Tinggal di perkampungan bagian dalam (bukan pinggiran jalan raya maksud saya, bukan kampung becek nan kumuh itu,!! :o ) ternyata merupakan suatu kenyamanan yang baru saya sadari. :)
Dulu, saya sering mengeluh seperti, kenapa rumah saya berada di tengah" kampung seperti ini?? kenapa dulu kita tidak tinggal dirumah yang berada di tepi jalan saja???
Alasannya, selain lebih ramai dan akses menuju rumah lebih mudah *bukan berarti rumah saya jalannya sempit dan menanjak ya,!!?* terdapat berbagai macam jajanan keliling yang lewat *soalnya nggak ada satu penjual jajananpun yang lewat jalur rumahku :( *
Tapi sekarang saya sudah mendapat pencerahan, *stole Raditya Dika words :D* bahwa tinggal di tengah perkampungan itu "very - very comfortable" :) Ceritanya sejak sekitar 2 bulan yang lalu saya bekerja di salah satu "WarNet" di Jogjakarta, yahh sekedar mencari kesibukan saja dan sedikit uang jajan yang sudah tidak pernah saya dapat lagi sejak status saya berubah dari "Pelajar" menjadi "Mantan pelajar a.k.a Pengangguran" :( Yang namanya warnet tentu saja berada di pinggiran jalan dong. Nahh disini setiap harinya di lewati berbagai jenis kendaraan dengan berbagai jenis suara kenalpot. Kalau yang lewat suara kenalpotnya pelan sih aku fine" aja, tapi kalau yang lewat suaranya keras + ngawur bner" bikin kepala saya mau pecah, :@ Disini jarang atau mungkin lebih tepatnya "mustahil" bisa mendapat ketenangan ala rumah tengah perkampungan. Ini bener" membuat saya bersyukur dan selalu merindukan rumah :)
Stay di rumah yang berada di tengah kampung juga membuatku tak mengenal yang namanya "Pengemis" dan spesies" lainnya. Di rumahku jarang didatengin pengemis, palingan cuman pengamen" itupun jarang. Malahan kayaknya sekarang udah nggak pernah ada. Kalo disini,!!? hampir tiap hari selalu ada. Dan dari situ saya mengenal beberapa "Modus Pengemisan" *bahasa yang absurd :o* Berikut modus"nya :
1. Minta uang buat beli beras
Nahh yang satu ini nihh yang bikin "gemes". Aku nggak tau map mereka itu asli atau palsu. Selain itu mereka selalu bilangnya minta se'ikhlasnya tapi di tulisan tertera nominal "minimum sumbangan". Ini kalo asli berarti baek bener mereka, tapi caranya kok maksa gitu ya,!!? dan kalo misalnya cuman modus, dosa banget tuh orang ngatas namain Masjid & Yayasan" yatim piatu.
Demikian macam" gaya ngemis yang saya temukan. Sebenernya ada sihh yang minta" pake bawa" gitar gitu tapi aku nggak tau itu termasuk ngemis atau bukan, :D Ada juga yang minta" pake "icik-icik" tapi sekali lagi saya juga nggak tau itu termasuk golongan pengemis atau bukan, mungkin teman saya yang ber'inisial "SA" bisa menjelaskan, :) Kalo kallian penasaran kalian bisa menghubungi saya via email ke alamat email saya ini dan nanti saya akan memberikan nomer SA kepada anda, :D
Okke, sekian dulu blog dari saya. Sedikit pesan dari saya, Waspadalah waspadalahhh,.!!!! Hantu minta" ada dimana", pintar"lah kalian dalam memilih mana yang setia mana yang enggak, *ehh* maksut saya mana yang bener" ngemis dan mana yang cuman modus, :D
Bye", :)
Dulu, saya sering mengeluh seperti, kenapa rumah saya berada di tengah" kampung seperti ini?? kenapa dulu kita tidak tinggal dirumah yang berada di tepi jalan saja???
Alasannya, selain lebih ramai dan akses menuju rumah lebih mudah *bukan berarti rumah saya jalannya sempit dan menanjak ya,!!?* terdapat berbagai macam jajanan keliling yang lewat *soalnya nggak ada satu penjual jajananpun yang lewat jalur rumahku :( *
Tapi sekarang saya sudah mendapat pencerahan, *stole Raditya Dika words :D* bahwa tinggal di tengah perkampungan itu "very - very comfortable" :) Ceritanya sejak sekitar 2 bulan yang lalu saya bekerja di salah satu "WarNet" di Jogjakarta, yahh sekedar mencari kesibukan saja dan sedikit uang jajan yang sudah tidak pernah saya dapat lagi sejak status saya berubah dari "Pelajar" menjadi "Mantan pelajar a.k.a Pengangguran" :( Yang namanya warnet tentu saja berada di pinggiran jalan dong. Nahh disini setiap harinya di lewati berbagai jenis kendaraan dengan berbagai jenis suara kenalpot. Kalau yang lewat suara kenalpotnya pelan sih aku fine" aja, tapi kalau yang lewat suaranya keras + ngawur bner" bikin kepala saya mau pecah, :@ Disini jarang atau mungkin lebih tepatnya "mustahil" bisa mendapat ketenangan ala rumah tengah perkampungan. Ini bener" membuat saya bersyukur dan selalu merindukan rumah :)
Stay di rumah yang berada di tengah kampung juga membuatku tak mengenal yang namanya "Pengemis" dan spesies" lainnya. Di rumahku jarang didatengin pengemis, palingan cuman pengamen" itupun jarang. Malahan kayaknya sekarang udah nggak pernah ada. Kalo disini,!!? hampir tiap hari selalu ada. Dan dari situ saya mengenal beberapa "Modus Pengemisan" *bahasa yang absurd :o* Berikut modus"nya :
1. Minta uang buat beli beras
![]() |
Mbak minta uangnya buat beli beras, *uhuk" |
Ini masih cara lama, biasanya pelakunya ibuk" tua pake baju compang camping + bawa" gendongan kemana" *bukan mbah Surip*. Kalimat yang dia ucapkan biasanya, "Mbak, mas, ibuk, bapak, om, tante, om setengah tante *ehh* minta sedekahnya buat beli beras,!!"
Denger" kemaren si embah" yang suka minta" itu bisa nyekolahin anaknya sampai jadi TNI, :O hebat banget kan,!!? modus bnget dahh tuhh embah", :/
2. Bagi" amplop kosong
![]() |
Amplop tak bertuah, :o |
Cara seperti ini sempat "Booming" di tahun 2011'an. Biasanya mereka melancarkan BAB mereka ehh, aksi mereka di "Lampu merah". Pelakunya biasanya anak" muda yang tentu saja mempunyai potensi untuk bekerja yang lebih "layak". Sasaran mereka adalah orang" yang sedang berhenti di lampu merah. Jadi tiap lampunya berwarna merah mereka menyebar amplop" mereka ke semua pengendara yang berhenti, setelah lampu hampir ijo mereka mengambil kembali amplop" mereka yang mereka sebar tadi. Bener" "kreatif" dahh mereka, :o
3. Tak ada kayu akarpun jadi
![]() |
Terlalu tampan untuk menjadi seorang pengemis, dan bukan ini orangnya. |
Seperti kata pepatah, "tak ada kayu akarpun jadi" tak ada Greyson Chance Louis Tomlinsonpun jadi, :D Bukan, bukan itu yang saya maksud. Maksud saya adalah tak bisa bicara tulisanpun jadi, :o
Dulu waktu saya nungguin mbak sepupu saya si "ES" di kampus saya sempet di samperin makhluk berjenis kelamin laki" yang ngasih saya secarik kertas. Aku pikir dia mau minta tanda tangan tapi ternyata kertas itu ada tulisannya, dan isinya adalah "Saya Tuna Rungu dan bisu, dan bla bla blaa intinya minta sumbangan". Gilaakk,. kreatif bner ini anak, kalau saja dia tidak bisu dan tuna rungu mungkin dia bisa jadi Presiden Amerika, :O
4. Asli atau Palsu??
Demikian macam" gaya ngemis yang saya temukan. Sebenernya ada sihh yang minta" pake bawa" gitar gitu tapi aku nggak tau itu termasuk ngemis atau bukan, :D Ada juga yang minta" pake "icik-icik" tapi sekali lagi saya juga nggak tau itu termasuk golongan pengemis atau bukan, mungkin teman saya yang ber'inisial "SA" bisa menjelaskan, :) Kalo kallian penasaran kalian bisa menghubungi saya via email ke alamat email saya ini dan nanti saya akan memberikan nomer SA kepada anda, :D
Okke, sekian dulu blog dari saya. Sedikit pesan dari saya, Waspadalah waspadalahhh,.!!!! Hantu minta" ada dimana", pintar"lah kalian dalam memilih mana yang setia mana yang enggak, *ehh* maksut saya mana yang bener" ngemis dan mana yang cuman modus, :D
Bye", :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar